“Apakah esensi sebuah pelatihan hanya berkutat dalam masalah pengsiasatan Waktu?”*

Diskusi Seputar Pelatihan Edisi :

Selagi menikmati nuansa perubahan di PMI pusat karena terjadinya peralihan kepemimpinan dari periode lama dan sekarang dinahkodai oleh Bapak “Lebih Cepat Lebih Baik” JK, saya ingin menulisakan sedikit teman bacaan yang sudah lama tidak terdengar. Semoga dengan tulisan ini, rekan-rekan pelatih bisa kembali bersemangat untuk berdiskusi, sharing sehingga saling menambahkan pengetahuan pada masing-masing kita.

Dimulakan dengan sebuah pertanyaan :

“Apakah esensi sebuah pelatihan hanya berkutat dalam masalah pengsiasatan Waktu?”*
Pertanyaan ini berawal dari sebuah sms dari teman daerah yang menghampiri hp saya kala itu yang berbunyi: “Mbak saya dari daerah D. Sy mau Tanya, kami akan melakukan pelatihan penyusunan rencana A, disatukan dengan sosialisai B dan pelatihan C dalam waktu 2 hari 1 malam. Apakah boleh dan nama pelatihannya apa?agar diakui oleh pusat?”. Sejenak saya berfikir, jawaban apa yang tepat saya berikan untuk teman ini. Karena sedikit referensi yang kebetulan saya ketahui untuk sebuah pelatihan C saja membutuhkan waktu tidak kurang dari 50 jam untuk tujuan peningkatan kompetensi peserta pelatihan. Namun bukanlah itu yang ingin saya jawab di sms. Bukan masalah lamanya waktu pelatihan maupun sosialisasi yang akan dilaksanakan, tetapi lebih dari itu. Tentang esensi dari pelaksanaan pelatihan, apakah hanya melulu masalah waktu kemudian disusul dengan sertifikasi ataukah lebih dari sekedar itu.

Di hari lain, kami mendapat surat tembusan dari daerah yang lain berbicara tentang pelatihan X. Di lampiran tertera transkrip peserta pelatihan dengan durasi pelatihan 3 hari. Kembali saya musti perlu berdiskusi dengan teman yang pemangku bidang tersebut, dan pendapat kami serupa tentang esensi pelatihan yang diusung (ketika informasi yang lain tidak bisa untuk menjelaskan). Hanya sebuah indikator waktu pelaksanaan yang tertera di sana. Sebagai tambahan referensi bahwa pelatihan X ini karena berkaitan dengan ketrampilan untuk menyelamatkan hidup, maka waktu yang telah disepakati (standar) pelaksanaannya kurang lebih 56 jam.

Kedua hal ini kebetulan menghampiri saya dalam waktu yang tidak terlalu lama. Tentunya sebagian akan berfikir, kenapa untuk hal ini aja kok repot? Pelatihan ya tinggal dilaksanain aja. Gak perlu repot mempersoalkan perbedaan waktu. Yang penting pelatihan sudah terlaksana, dan tinggal dikeluarkan saja sertifikatnya.
Bayangkan, jika setiap kita bertumpu pada satu pemikiran ini. Maka demi terlaksananya sebuah pelatihan, maka esensi peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diharapkan terjadi pada peserta pelatihan dan kemudian bisa merubah perilaku karena kompetensi tertentu tidak akan sempat difikirkan.

Melalui tulisan ini, saya mengajak setiap dari kita untuk mencoba memahami esensi pelatihan bukan hanya sekedar diukur dari dimensi waktu. Ada sebuah tujuan yang musti dirumuskan terlebih dahulu. Bagaikan sebuah arah mata angin, tujuan pelatihan ini akan menuntun kita pada hasil akhir yang benar. Di PMI, tujuan pelatihan untuk SDMnya telah disepakati dalam standard kompetensi, karena berpegang pada pelatihan berbasis kompetensi.

Dengan penetapan kompetensi ini tentunya akan berlanjut pada analisa pada pemilihan materi apa yang bisa dipakai untuk menjawab tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga masalah waktu, bagaimana caranya pelatihan dibuat sesingkat mungkin, bukanlah satu-satunya pertimbangan dalam pelatihan. Yang terpenting adalah diketahuinya tujuan pelatihan yang akan kembali disinkronkan dengan tujuan, visi dan misi organisasi. Seperti mengutip apa yang disampaikan oleh Aziz (http://lembagapelatihan.blogspot.com/2009/02/merumuskan-tujuan-pelatihan.html) apabila kompetensi yang ingin dipenuhi dalam sebuah pelatihan tidak tergambar dalam kompetensi atau tujuan organisasi maka sebaiknya dipertanyakan tentang tujuan pelatihan yang dimaksud.(yad)

2 Komentar untuk "“Apakah esensi sebuah pelatihan hanya berkutat dalam masalah pengsiasatan Waktu?”*"

Dwika Yasindra mengatakan...

Salam kenal, salam sesama blogger mbak yuli...

saya baru ngeh setelah sekian bulan lamanya, mbak pernah komen di blog saya... :D

nanti saya sering2 mampir ke sini ya... :D

Anonim mengatakan...

thanks ya mas dwika...

biasa kan namanya juga sambilan hehe

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel