Melakukan Perkerjaan yang Disukai

Minggu-minggu terakhir ini mungkin menjadi minggu yang paling melelahkan bagi sebagian besar pegawai di kantor ini. Bukan melelahkan dalam arti fisik namun secara psikis. Karena minggu ini sedang terjadi proses restrukturisasi besar-besaran atau bisa disebut sebagai revolusi kepegawaian di kantor. Jabatan dari mulai kadiv sampai ajudan bawah sedang diputar-putar, di tarik ke atas maupun kebawah, ke samping kiri maupun ke samping kanan.

Parahnya adalah seringnya “gossip” yang beredar menjadikan situasi ini menjadi tidak nyaman bagi sebagian pekerja. Aku mungkin menjadi salah satunya. Ketidaktahuan secara pasti akan status yang akan diterima dan keinginan untuk segera mendapatkan keputusan final tentunya menjadi konflik yang menimbulkan beban, bisa membuat tidak enak makan dan tidak enak tidur. Paling tidak seorang teman mengaku bahwa sudah tiga hari ini dia tidak bisa tidur karena proses restrukturisasi ini.

Belum lagi, proses penilaian dan penempatan yang kurang transparan menjadikan para pegawai merasa bagaikan “ayam-ayam yang dilempar ke dalam kandang buaya, dan harus menerima dengan ikhlas buaya mana yang akan mencaploknya”. Cerita ayam dan buaya ini menjadikan prinsip “lakukan pekerjaan yang disukai” menjadi jauh dari kenyataan. Karena untuk mengetahui bidang mana yang akan ditempati saja menjadi hal yang mustahil, sehingga bidang pekerjaan adalah sebuah harga mati yang tidak bisa ditawar-tawar.

Bagiku sendiri prinsip melakukan pekerjaan yang disukai, berubah menjadi sukailah pekerjaanmu. Sehingga kesukaan itu menjadi sebuah paksaan yang tak kan mampu dikembalikan kebahagiaan yang didapatkannya. Sebuah “flow” yang dirasakan ketika merasa larut dan sangat senang dalam pekerjaan rasanya hanya menjadi sebuah impian.

Belum ada Komentar untuk "Melakukan Perkerjaan yang Disukai"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel