Sikap Positif/ Negatif tatkala " Bad Things Happen"
Ini adalah fakta,
bahwa meskipun benar, hal yang positif itu lebih baik dari pada negatif, namun
dalam hidup sehati-hari banyaaaak sekali hal negatif yang tak mungkin
dihindari. Sejauh mungkin kita mencoba menolak, namun tetap saja kualitas dan
kepribadian yang kemudian menentukan sikap pertama kita merespon hal-hal
negatif tersebut. Contoh kasus, semalaman saya mempersiapkan presentasi tentang
being positif and happynes...bahwa jika kita bisa berbifikir positif dan
menerima kebahagiaan dari apapun kita, maka sejatinya kita sedang menolong diri
sendiri menjadi seorang yang lebih tenang dan bijak. Persiapan matang,
presentasi siap diajarkan, dan saya pun meyakini akan kebenaran hal ini.
Dan kemudian,
kejadian itupun hadir, tadi pagi. hanya sebuah sms dari seseorang, tapi
kemudian secara dahsyat meruntuhkan tembok2 kebaikan yang sudah susah payah
saya bangun. Menjadi seorang pemaaf itu tidak mudah, menjadi seorang bijak itu
tidak mudah. Meskipun mendalami, namun warna diri tidak bisa memungkiri adanya
common sense yang kemudian memunculkan sikap kasartis saya.
Untung saja, dalam
beberapa kesempatan pas "bad things happen" saya selalu berada di
dekat orang-orang yang bersedia mendengarkan saya. Cukup dengan mendengar, maka
saya puas telah menumpahkan apa yang saya rasa. Meskipun mengorbankan momen
romantis 30 menit saya dengan mantan pacar, yang seharusnya bisa saya pakai
untuk berpegangan tangan dan menatapnya dengan lembut. Tapi kepedulian serta
penerimaannya atas warna diri saya yang kemudian membuat saya tersadar.
Alhamdulillah, saya sudah terlepas dari bad thins tadi. Kemarahan ada,
kebencian ada, tapi kemudian saya telah lupa merasakannya seperti apa. That's a
good things for now. Dan untuk membayar kesalahan saya, saya telah menyapanya
dengan mesra pagi ini.
Belum ada Komentar untuk "Sikap Positif/ Negatif tatkala " Bad Things Happen""
Posting Komentar