Psikologi bencana : Tentang The Invisible Wound (Trauma dan Bencana Bagian 2)
![]() |
Survivor Bencana sebagai korban primer Sumber : PMI
Sesuai dengan pembahasan sebelumnya yaitu tentang Bencana, Krisis dan Situasi darurat di sini. Berikut ini adalah kelanjutannya.
Apa
itu Trauma?
Trauma merubah perasaan,mengganggu/merusak fungsi
kognitif,menganggu/merusak fungsi hidup (Van der Kolk et al, 1996)
Roan seorang psikiater menyatakan trauma sebagai
cidera, kerusakan jaringan, luka atau shock. Sementara trauma psikis dalam
psikologi diartikan sebagai kecemasan hebat dan mendadak akibat peristiwa
dilingkungan seseorang yang melampau batas kemampuannya untuk bertahan,
mengatasi atau menghindar (Roan, 2003)
Individu dapat mendalami trauma karena beragam sebab.
Contoh karena kehilangan anggota keluarga, karena mengalami KDRT, pelecehan
seksual, penyiksaan atau akibat mengalami kejadian bencana. Individu terkadang
tidak bisa menghadapi kondisi ini dan berdampak pada kemampuannya untuk “move on” dan mengganggu fungsi
sosialnya di masyarakat.
Trauma berdampak secara dalam pada kondisi emosi,
kognitif, fisik maupun perilaku survivor berlebihan yang tidak dikenal, membuat
terjadinya sebuah krisis. Secara individu, reaksi krisis akibat trauma akan
melalui 4 thapan, yaitu :
a. Fase shock
b. Fase Reaksi
c. Fase Pemrosesan
d. Reorientasi
Mayoritas penyintas cepat atau lambat akan mencapai masa reorientasi.
Respon masyarakat terhadap bencana biasanya melalui 4 tahapan, yaitu :
a. Fase heroik, bertambahnya energi yang dicirikan
individu dan komunitas mencurahkan seluruh tenaga untuk aktivitas penyelamatan,
perlindungan dsb
b. Fase bulan madu, optimisme dan harapan
penyintass akibat banyaknya perhatian dari luar
c. Fase Realita
d. Fase Restabilisasi
Kejadian traumatis mempengaruhi kondisi emosi penyintas dan mendorong
munculnya reaksi-reaksi emosional .
Bahkan beberapa mungkin mengalami PTSD atau Post Traumatic Stres Disorder
Sedikit
Tentang PTSD dan Trauma Healing
Post Traumatic Stress Disorder (PTSD)
Pernah nonton film American Sniper? Di film itu, Chris Kyle yang pulang dari perang masih melihat badai pasir
menghantam tubuhnya dan pasukannya. Ia sering terbangun dengan keringat dingin. Ia merasakan mood yang tak terkendali, berlaku kasar
terhadap istri dan teman, serta mudah terkejut.
Jadi sebenarnya apa itu PTSD?
PTSD adalah gangguan stres yang terjadi setelah seseorang
mengalami kejadian traumatis. Gangguan ini tidak langsung muncul, namun biasanya baru terlihat beberapa lama
setelah pengalaman itu terjadi. PTSD, atau gangguan stres pasca trauma, dapat terjadi karena pengalaman
seperti kecelakaan, korban perang, korban bencana alam, orang yang dikasihi
meninggal, dan atau kejadian apapun yang dapat menciptakan trauma mendalam pada
korban.
Seorang yang mengalami trauma, belum tentu mengalami PTSD lo. Seseorang baru bisa dikatakan mengalami PTSD ketika kejadian yang
sudah lama terjadi masih terus mengganggunya secara fisik maupun mental. Wajar bila seseorang merasa trauma karena sebuah kejadian. Namun ketika
trauma ini nggak sembuh-sembuh, dan dia jadi nggak stabil secara emosional,
maka ia bisa dibilang mengalami PTSD.
Kriteria diagnosis PTSD, biasanya :
1)Kenangan yang mengganngu
2)Perilaku menghindar
3)Gejala berlebihan pada sesuatu yang berkaitan
dgn kejadian traumatiknya
4)Gejaa tersebut tetap terlihat minimal 1 bulan
(DSM V)
Bagaimana Penanganan PTSD? Itu membutuhkan rujukan kepada ahli.----Trauma Healing. bersifat individu (Bisa
dengan Obat atau terapi psikologis).
Apa itu trauma healing?
Kita harus pahami bahwa trauma yang dialami seseorang tidak akan pernah
dapat dihapus. Namun sebuah upaya dapat dilakukan agar mereka bisa kembali
normal, hidup kembali menjalani hidupnya dengan baik. Disamping itu, tidak semua orang mengalami
trauma ketika menghadapi situasi bencana. Bagi yang mengalami trauma, tujuan
trauma healing adalah untuk memberikan kenyamanan/ perasaan yang nyaman bahwa
mereka dapat mengontrol hidupnya kembali.
Program trauma healing lebih berioentasi pada individu. Herman mengkategorikan individu dapat melalui trauma melalui 3 tahapan :
1) Safety, 2) acknowledgement dan 3)Reconnection
Program trauma healing, diantaranya : (Terapy Psikologis)
1. A safe place
2. Bercerita (detail kejadian trauma) d yang lain
mendengarkan dengan empaty dan active listening
3. Drawing/ writing
|
Belum ada Komentar untuk "Psikologi bencana : Tentang The Invisible Wound (Trauma dan Bencana Bagian 2)"
Posting Komentar