Memahami tsunami lebih dekat Sumber Gambar : PMI
Bencana terjadi di sekitar kita, di berbagai belahan dunia. Angka dalam
statistik mengenai jumlah kejadian, jumlah korban serta dampak yang ditimbulkan
terus meningkat. Untungnya, peningkatan bukan hanya dari jumlah bencana, korban
dan dampaknya, tetapi juga perhatian dan dukungan dalam merespon bencana. Selain peningkatan dana, jumlah lembaga yang
terlibat dalam tanggap darrat bencana juga meningkat.
Sejarah
bantuan kemanusiaan bisa ditarik jauh ke belakang. Kisah tertua diceritakan di
Agama Islam sendiri ketika Nabi Nuh menyelamatkan umat manusia dan makhluk
hidup lainnya saat terjadi banjir besar. Di Indonesia, Pemerintah dan dibantu PMI
memiliki peran utama dalam bantuan kemanusiaan. Dalam beberapa tahun terakhir,
terutama paska tsunami Aceh, jumlah lembaga kemanusiaan nasional dan lokal
bertambah dan sebagian didirikan untuk TDB dan rehabilitasi paska bencana.
Mereka
yang pernah mengalami penderitaan yang luar biasa terkadang mengalami trauma akibat pengalaman
tersebut. Kejadian traumatik tidak hanya merubah jalan cerita/ hidup korban
(yang nanti akan kita sebut sebagai penyintas), tapi juga kondisi psikologis
mereka. Baik itu penyintar bencana alam maupun bencana karena ulah manusia. Ini
disebut Helga Mattheß, 2007-Trauma-Aid-Germany sebagai The invisible wound.
Dampak bencana karena ulah
manusia, seperti teroris dan perang, akan lebih terasa lebih dalam dan lebih
sulit dihadapi karena pelaku masih tinggal dekat dengan survivor- sehingga
mereka selalu teringat kejadian masa lalu-dan selalu was-was/ selalu merasa
terancam. Meskipun sumber traumanya telah hilang sekalipun, tidak menghilangkan
trauma dengan segera. Perbedaannya adalah waktu yang dibutuhkan untuk
pulih dari pengalaman traumatis. Di sisi lain, sebagian dari penyintas tidak pernah pulih.
Bagian
terpenting bagi bantuan kemanusiaan adalah manusia yang memberikan bantuan
kemanusiaan. Mereka bisa relawan, bisa pula staf lembaga kemanusiaan. Semakin
lama, kompleksitas bencanca membutuhkan orang-orang dengan latarbelakang
pengalaman dan pendidikan yang sesuai. Baik staf ataupun relawan harus
memahami, bahwa mereka seringkali merupakan orang dari luar wilayah yang
terkena bencana. Tak jarang, masyarakat yang terkena dampak bencana menjadi Objek yang dirugikan. Pemahaman dan
penghormatan pada budaya setmpat menjadi penting. Mereka juga harus memahami
bahwa ia berada dalam Situasi yang tidak
Normal. Ia harus siap melihat reaksi-reaksi yang muncul. Dalam definisi
tertentu, reaksi-reaksi penyintas adalah Normal
karena berada dalam Situasi yang tidak Normal.
Dampak
suatu bencana terhadap kehidupan suatu masyarakat atau komunitas berhubungan
dengan kapasitas yang dimiliki oleh
masyarakat atau komunitas itu sendiri maupun mereka yang memberikan dukungan atau bantuan. Keberadaan program-program
psikososial menggambarkan pemahaman baru bahwa fakor psikologis juga
dipengaruhi oleh faktor sosial. PMI sebagai salah satu organisasi kemanusiaan
terbesar di dunia, melaksanakan program ini dalam penanggulangan bencananya.
Apa
itu bencana, krisis dan kondisi darurat?
Bencana
 |
Kerusuhan sebagai contoh bencana sosial
Sumber gambar : PMI |
Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa
yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang
disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau non alam maupun daktor manusia
sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda dan dampak psikologis (UU 24/2007).
Bencana merupakan suatu kejadian yang mengganggu
kondisi normal dan mengakibatkan tingkat penderitaan yang melebihi kemampuan
komunitas yang terkena untuk mengatasinya (WHO, 2002).
Bencana hampir selalu didefinisikan sebagai sesuatu
yang buruk (PMI, 2014).Mengakibatkan kerusakan secara luas terhadap kehidupan
manusia, materi, ekonomi dan lingkungan yang berdampak pada kemampuan komunitas
untuk menaggulangi hal tersebut dengan sumber daya yang masih tersisa.
Dampak Bencana : Fisik, Psikologis,
Sosial dan Ekonomi
Krisis
 |
Tidakkah mereka sedang mengalami krisis?
Sumber : PMI |
Peristiwa bencana yang
menyebabkan kesulitan pada individu, yang melebihi kemampuan untuk meresponnya.
Krisis adalah kejadian berbahaya yang dapat berakibat pada individu,
group, komunitas atau keseluruha akspek sosial (PMI, 2014). Krisis adalah
kondisi tidak stabil yang bisa mengarah pada perubahan yang sigifikan. Situasi
krisis itu adalah kondisi darurat, namun tidak semua kondisi darurat adalah
krisis.
Setiap krisis akan mengalami 4 fase, yaitu :
a. Kejadian yang terjadi secara cepat
b. Fase Meledak, kehilangan kontrol, perasaan dan
perubahan tingkah laku yang tidak pantas
c. Fase stabilisasi
Kondisi
Darurat
Kondisi darurat yaitu eristiwa yang tidak terduga
(biasanya berkaitan dengan bahaya) yang membutuhkan tindakan segera.
|
4 Komentar untuk "Yang Kamu Harus Tahu tentang Bencana, Krisis dan Situasi Darurat (Trauma & Bencana, Bagian 1)"
Duh, dengernya aja ngeri pas gempa yogya, tsunami aceh apalagi korbannya..semoga kita semua dilindungi Allah aamiin
Semoga kita selalu dalam lindungan Alloh, bencana banjir dan gunung meletus dan longsor lagi menimpa beberapa kota di Indonesia bulan ini, semoga Alloh melimpahkan rahmatnya, dan kita bisa ambil hikmahnya, korban diberi kesabaran dan keikhlasan 😇
Ngeri melihat dampak bencana, perbanyak istighfar dan sabar yang berlipat bagi korbannya. Moga sabar menerimanya.
Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah ya mbaak.. Ngeri lihatnya :")
Posting Komentar