Menulis sebagai Terapi bersama Gandjel Rel: Harapan dan Masukan.
Menulis sebagai Terapi bersama Gandjel
Rel: Harapan dan Masukan
Selamat ulang tahun ke-4 Gandjel Rel
sumber: google
Saya
memulai menulis di blog pada tahun ke-5 saya bekerja fulltime di luar rumah. Kalau
orang lain membuat buku “My Stupid Boss” maka saya memilih ngeblog. Ya, utama saya menggunakan media ini adalah sebagai sarana curhat,
dimana saya bisa menumpahkan segala beban yang saya miliki dan kemudian
membacanya untuk diri sendiri dan orang lain. Setelah menulis dan membagikannya
saya merasa cukup lega dengan beban tersebut. Konsep ini kemudian di akhir-akhir ini dikenal
dengan menulis sebagai terapi atau writing
as therapy.
Pada tahun 2016 bersama dengan
kepindahan kami ke kota Semarang, saya bergabung dengan komunitas blogger yaitu
Ganjel Rel. Nuansa terapinya tidak hanya ketika tulisan saya memiliki teman di
komunitas, namun banyak dampak yang saya miliki ketika bersama teman. Sesama
ibu-ibu yang tak sempat keluar karena kesibukannya mengurus keluarga,
membagikan keluh kesah kami di group wag dan kemudian menemukan jawaban dari
sharing tersebut. Setiap hari saya memantau dan terkadang mengikuti meetup para
ibu luar biasa dengan kemampuan menulis yang keren, di komunitas ini. Dan menulispun
menjadi pembelajaran yang menyenangkan bersama ganjel rel.
Menulis sebagai Terapi (Writing As Therapy)
Adakah teman disini yang setuju
dengan pernyataan di atas? Ya, menulis sebagai sebuah teknik terapi. Ketika
aktivitas yang diam ini bisa disandingkan dengan metode terapi lain seperti CBT,
DBT, Play Therapy, family therapy dll. Lalu konsep menulis sebagai terapinya
dimana? Hal ini dilandasi konsep manusia adalah makhluk yang selalu mengalami
pergulatan emosi. Sesungguhnya mereka membutuhkan katarsis, pembuangan emosi
negatif beserta sampah-sampah di dalamnya. Dan menulis bisa jadi sarana untuk
menyalurkan emosi negatif ini agar bisa lebih baik. Agar hati bisa menjadi
bersih dan logika kembali bisa berjalan sebagaimana mestinya.
Kenapa harus ngeblog?
Pertanyaan
ini sudah pernah saya ulas pada saat hari blogger nasional tahun 2016.
Selengkapnya bisa dibaca disini. Di tulisan tersebut, saya membuat satu konsep
utama kenapa
ngeblog. Yaitu sebagai tempat untuk menampilkan karya kita. Agar orang
tahu pendapat kita tentang sesuatu dan bisa menjadi album kenangan abadi,
sampai kapanpun nanti kita ingin membukanya.
Komunitas menulis Gandjel Rel, harapan
dan masukan
![]() |
Harapan untuk Ganjel Rel sumber: google |
Yang saya tahu dari gandjel
rel adalah komunitas ini dibuat sebagai sarana mempertemukan blogger Semarang
dan sekitarnya dengan tagline ngeblog ben rak ngganjel. Salah satu founder
dan role model saya yang ada disitu yaitu mbak Dedew, penulis kece dan cantik
jelita. Selebihnya, ada banyak aktivitas yang dilakukan bersama. Komunitas ini
juga sangat produktif berbagi dan sharing, tidak hanya melalui media sosial
yang dimilikinya namun melalui messenger wag.
Ganjel
Rel memiliki anggota yang kece-kece di dunia perbloggingan. Saya selalu
terpukau dengan kemampuan mereka. Lalu saya sendiri bagaimana disana? Sebagai
anggota dengan segala kerempongan aktivitas di rumah, saya adalah member yang
tidak aktif. Saya harus mengakuinya sebagai kelemahan saya. Seharusnya, semua
anggota komunitas dapat aktif secara bersama untuk membangun komunitas
tersebut. Sering kali saya hanya menjadi silent reader, hanya dapat membaca
tanpa bisa memberikan kontribusi usul maupun pendapat. Bisa jadi karena saya
sendiri harus banyak belajar terkait dengan blogging maupun apapun tema yang
sedang mengalir. Dan ini menjadi harapan sekaligus masukan untuk komunitas ini.
Tidak
semua anggota mengerti topik yang dibahas
Ketidakmengertian
(thypo nggak ya? Hehe) bisa jadi karena kurangnya ketrampilan blogging yang
dimiliki. Apa itu blog walking, apa itu DA PA, janganlah bicara seo atau
digital skill lain yang bagi kami itu sungguh kelabu. Jadi, yuk sesama anggota
komunitas, saling support untuk
mengajak member newbi atau tidak mengerti yang tertinggal di belakang agar
gerbong ini bisa berjalan maju.
Online
dan offline meetup
Sebagian besar
aktivitas gandjel rel berlangsung secara online. Melalui whatsup group dan
sosial media Ganjel Rel. Model online meetup ini sangat bermanfaat bagi anggota
yang sibuk atau tidak mungkin bertemu secara online. Ketidakmungkinan itu
karena mungkin sibuk, domisili di luar kota Semarang atau karena mengasuh anak.
Sesekali
Ganjel Rel juga mengadakan meetup offline. Dan ini sangat baik untuk merekatkan
hubungan antar anggota. Harapan saya, meetup ofline bisa diperbanyak dan dimungkinkan
diikuti lebih banyak anggota. Model komunitas dari daerah lain juga mungkin
bisa diadopsi, seperti arisan ilmu periodikal yang sesekali menemukan anggota
dengan narasumber dari ataupun luar komunitas.
Terima kasih atas kesempatan
untuk saya bisa bergabung dan belajar di komunitas ini. Semoga harapan dan
masukan dari saya dapat diterima dengan baik dan semakin mengeratkan hubungan
baik di komunitas Gandjel Rel. Selamat ulang tahun yang ke-empat untuk Ganjel
Rel, semoga semakin “sehat dan bahagia”, semakin bermanfaat untuk semua,
semakin keren dan mendunia. Aamiin ya robbal alamin
Belum ada Komentar untuk "Menulis sebagai Terapi bersama Gandjel Rel: Harapan dan Masukan."
Posting Komentar