Manfaat Menulis di-Blog: Media Curhat Hingga ke Digital Marketting
Ingin curhat tapi bingung kepada siapa? Cobalah
menuliskannya di Blog! Manfaat yang lain dari nge-blog bahkan dapat
digunakan sebagai digital marketting
Oleh
Yuli Arinta Dewi
Empat belas hari sudah kami berada di rumah.
Hampir tidak pernah sekalipun saya keluar rumah. Seperti yang kita ketahui,
Semarang sedang melaksanakan kebiajakan socialdistacing. Tugas keluar rumah hanya dilakukan oleh suami, yang karena
kondisi tertentu dia harus masih tetap ke kantor meskipun dengan waktu yang sangat
terbatas. Berbeda sekali pada saat kondisi normal seperti dulu.
Bagaimana rasanya? Pasti semua memiliki persepsi
yang berbeda meskipun dihadapkan pada kondisi yang sama. Ada yang enjoy seperti
tidak ada masalah, namun ada pula sebaliknya. Kebiasaan baru ditambah kondisi
covid-19 yang semakin hari rasanya semakin bertambah korbannya, membuat keadaan
ini tidaklah mudah. Plus permasalahan yang juga dihadapi ibu-ibu selama di
rumah. Meskipun saya telah mengulas tentang bagaimana coping stres yang bisa
dilakukan Bunda selama di rumah, namun kali ini saya ingin mengupas khusus
tentang curhat dan blog. Sesuatu yang akhir-akhir ini mulai (kembali) saya lakukan.
Apa itu blog?
Blog bisa dikatakan sebagai karya jurnalis
masyarakat umum, jalan untuk menyampaikan aspirasi dan pilihan politik (Bonnie
A Nardi, et.all). Dalam perkembangannya, blog tidak hanya bertemakan politik,
banyak sekali ide baru dan tulisan-tulisan dari berbagai sudut pandang
diproduksi setiap hari melalui blog. Blog berkembang menjadi bentuk komunikasi
personal untuk mengekspresikan perasaannya dan dikomunikasikan secara meluas
melalui media internet.
Blog sendiri telah berkembang dari masa ke masa. 10 tahun yang lalu,
orang menulis blog hanya untuk memenuhi kebetuhuhan dasar mereka untuk bercerita
dengan bebas. Namun sekarang, blog
pun mulai berkembang sesuai jaman kekinian. Saya akan mengulas 2 manfaat ngeblog
yaitu tentang curhat dan digital
marketting.
Blog sebagai Media untuk Curhat
untuk meringankan beban
emosional
Setiap orang pasti pernah menghadapi masalah. Berjuang untuk
menyelesaikan ataupun sekedar menagguhkan masalah itu, membuat manusia tetap
“bergerak”. Bahkan masalah inilah yang kemudian membuatnya tetap hidup. Cara keluar
dari masalah terkadang tidak sama, antara satu orang dengan yang lain. Salah
satunya, bagaimana laki-laki dan perempuan berbeda dalam meresponnya. Konon laki-laki mengandalkan sisi logika atau
rasional dalam menghadapi suatu masalah, sedangkan perempuan lebih sering
mengedepankan sisi perasaan sehingga seringkali dianggap “selalu” emosional.
Apakah ini benar? Kalau menurut saya sendiri, hal ini tidak bisa digeneralisir.
Karena pada dasarnya baik laki-laki dan perempuan sama-sama memiliki dua sisi
yaitu logika dan perasaan, emosional dan rasional. Hanya bagaimana hal tersebut
digunakan, tergantung kedewasaa, kecerdasan dan kecenderungan orang dalam
memilih solusi hidupnya.
Lalu, apakah ketika meluapkan emosi dianggap
sebagai hal yang buruk? Contohnya, seseorang yang bermasalah, lalu dia sedih kemudian
menangis_Apakah ini jelek? Perlukah kesedihan ini ditahan? Burukkah jika
laki-laki (misalnya), menangis?
Beberapa literatur mengunggapkan curhat diyakini dapat mengurangi beban masalah yang dirasakan oleh
seseorang. Dengan menceritakan apa yang dialami, perlahan rasa sakit hati yang
dimiliki, sedikit demi sedikit mulai memudar. Meskipun, belum tentu masalahnya kemudian selesai. Namun, nyatanya beban emosi akan
menjadi lebih ringan.
Curhat yang paling nyaman dilakukan kepada orang yang paling dekat,
yang mampu memahami apa yang diungkapkan. Seperti kepada sahabat, kepada ibu,
pasangan, ataupun di saat malam-malam hening, kepada Tuhan Sang pemilik mimpi. Jika itu alternatif yang
dipilih, insyaAllah itu adalah metode curhat yang terbaik. Namun, jika terbiasa
curhat kepada seseorang, bisa jadi akan menjadi kendala saat ini, misalnya
dengan adanya kebijakan social distancing.
Curhat kekinian dengan menumpahkan di sosial media, tepatkah?
Ketiadaan seseorang sebagai tempat curhat bisa jadi karena kehilangan orang yang dipercaya. Misalnya pindah
tempat baru atau bahkan meninggal dunia. Terkadang tidak mudah untuk mendapatkan
orang yang mau “memahami” dengan baik ketika ingin curhat. Sayangnya, kebutuhan untuk “bercerita” tetang masalah tetap ada.
Khususnya pada perempuan, yang konon setiap hari harus mengeluarkan 20.000
kata. Oleh karena itu, tanpa sadar sebagian orang menuliskan segala keluh kesahnya di
sosial media.
Contohnya membuat status tentang perasaan
saat ini
Menghujat suami
Menjelekkan teman
Muak dengan keadaan yang dialami
Dsb
Dan, jujur_deh, rasanya mudah sekali ya,
kita menggerakkan jemari dan mengupdate status sosmed kita dengan kegelisahan
yang kita rasakan. Apakah itu tepat? Tepat atau tidak, terkadang
kita tidak perduli, yang penting sudah puas menuliskan di fb, twitter ataupun sekedar status whatsapp.
Padahal kita perlu ingat, jejak digital itu abadi, kawan!
Seseorang bisa saja menemukan protofolio
kita dengan cara melihat sosial media kita. Jika isinya adalah curhatan maka
akan terbentuklah persepsi bahwa kita adalah seorag pemurung, sombong atau
pemarah. Bayangkan jika yang menemukan iu adalah perusahaan yang sedang
merekrut kita. Maka tentunya hal ini akan sangat merugikan kita.
Alih-alih mendapatkan manfaat, curhat di
sosmed bisa jadi menimbulkan banyak masalah di kemudian hari.
Blog sebagai media curhat juga bisa menjadi cara
menyimpan kisah hidup. Saya pernah membaca sebuah buku hasil kumpulan kisah
keluarga sehari-hari yang dipublikasikan di blognya. Hebat, ya! Baik dalam
bentuk blog maupun buku tetap bisa menjadi amal jariah, jika bermanfaat untuk
kebaikan.
Curhat di blog juga bisa mejadi katarsis atas apa
yang dirasakan dan dipikirkan. Konten/ isi blognya tentu saja lebih banyak
tentang emosi yang dirasakan. Jadi, berfokus pada permasalahan yang dihadapi,
dengan cara penyampaian bebas sesuai dengan gaya penulis sendiri dan layaknya
diary, kapanpun dia ingin, dia bisa menuliskannya.
Blog sebagai Digital Marketting
Saya sedikit memahami tentang digital marketting setelah bergabung menjadi
fasilitator womenwill Semarang, sebuah wadah yang dikembangkan oleh Google
Indonesia untuk mengedukasi perempuan pengusaha dengan ketrampilan digital
marketting. Digital marketting sendiri adalah pemasaran
melalui dunia digital dengan memanfaatkan media sosial. Kenapa? Karena faktanya
lebih dari 50% penduduk Indonesia adalah pengguna aktif media sosial.
Sumber: Womenwill Semarang
Media sosial paling mudah diakses saat ini karena
bisa diakses melalui handphone. Apalagi dalam situasi saat ini, pasti pengguna
media sosial sudah semakin meningkat. Jadi, ini bisa menjadi peluang bagi
pebisnis untuk memanfaatnya. Ada 4 alasan kenapa media sosial dapat kita
manfaatkan untuk bisnis, yaitu membangun brand awarenes, berinteraksi dengan
pelanggan, mengedukasi pelanggan dan menawarkan promosi atau event.
Setiap usaha memiliki karakter masing-masing,
misalnya bisnis makanan-minuman, bisnis fasion maupun bisnis kesehatan dan sdm
yang saya lakukan. Setiap bisnis ini perlu menggunakan media sosial yang tepat.
Jadi tidak semua bisnis dapat menggunakan seluruh media sosial yang ada.
Blog adalah salah satu media sosial yang bisa
dimanfaatkan untuk digital marketting. Jenis media sosial yang lain yaitu
facebook, instagram, youtube, messenger seperti whatsapp, hangout, line, dll. Blog
sendiri cocok digunakan untuk bisnis seperti fashion, kerajinan tangan,
kesehatan dan kecantikan. Informasi ini saya kutip dari modul media sosial
untuk usaha anda. Jika Anda ingin tahu lebih banyak, anda bisa mengikuti
kelas-kelas women will yang saat ini dikebangkan secara virtual, dengan gratis
tanpa membayar.
Nah, lebih lanjut, kenapa blog bisa dimanfaatkan
untuk digital marketting? Karena blog memungkinkan kita menulis artikel-artikel
mulai dari singkat, berupa tips dan trik maupun artikel mendetail seperti
review produk maupun ulasan karya. Selain
itu dalam artikel yang kita buat, kita bisa memasukkan foto, musik, infografis
dan video yang sudah kita link-kan dengan youtube. Jadi, pembaca dapat
memperoleh informasi yang lengkap tentang siapa kita dan apa yang bisa kita
tawarkan kepada mereka.
Setiap orang memiliki cara yang unik dalam mengisi blog mereka. Saya sendiri menggunakan blog sebagai media untuk
sharing informasi kepada pihak luar. Saya berharap tulisan itu bisa bermanfaat
demi kebaikan orang. Sehingga sampai detik ini, sejujurnya saya lebih suka
menulis organik dengan tema-tema yang saya sukai. Ada 2 tema, yaitu parenting
dan lyfestyle. Dan tentunya, blog saya juga banyak bernuansa
curhat khususnya dalam bagian parenting. Meskipun beberapa artikel ada yang
merupakan artikel yang bisa mendatangkan uang melalu content placement dan
campaign lainnya.
Dan kenapa saya memberi nama blog saya dengan www.yuliarintadewi.com, yaitu sebagai image building dan menjadi etalase pribadi ketika orang mencari tahu
siapa saya dan kompetensi apa yang saya miliki. Salah satunya, misal saya
pernah diundang oleh UCICEF Wash Cluster Indonesia untuk memberikan pelatihan
leadership kepada national wash leader, hanya dengan mencari informasi melalui
internet. Jadi ada juga muatan digital marketting untuk mensyiarkan tentang
segala sesuatu tentang parenting maupun psikososial. Sedikit ilmu yang saya
harap bisa menjadi amal jariah ketika orang-orang mendapat manfaatnya dengan
membaca blog ini.
Nah, itu adalah transformasi manfaat blog menurut Saya.
Selanjutnya, untuk membuat blogmu lebih bagus, ada baiknya rajin-rajin
membaca tips ngeblog yang banyak beredar di dunia maya. Layaknya sebuah media
tulis, ada aturan dan ketentuan sendiri untuk menerbitkan sebuah blog.
Happy Blogging, dear friends!
1 Komentar untuk "Manfaat Menulis di-Blog: Media Curhat Hingga ke Digital Marketting"
Aseeekkk...mantaap mbak....
Posting Komentar