Refleksi Hari Kartini di tengah Pandemi Covid 19: Ibu adalah Penyemangat Keluarga
Selamat Hari
Kartini untuk seluruh rakyat Indonesia. Jika dalam kondisi normal, hari ini
pasti anak-anak sekolah diminta menggunakan pakaian adat dan ber-upacara di sekolah. Ibu-ibu biasanya ramai menggunakan baju kebaya baik di kantor maupun
komunitas-komunitas mereka. Nah di kondisi Pandemi Covid 19 ini tentunya
kebiasaan itu tidak dilakukan. Sebagai ganti, ramai pesan yang bertajuk hari
Kartini membanjiri laman sosial sejak pagi hari. Intinya semua merayakan hari ini dengan
beragam ekspresi dan doa. Mengirimkan tulisan bertemakan semangat Ibu
(kita) Kartini dalam perjuangan demi bangsa. Mengambil beragam sisi, dari
makna kartini, budaya, agama dan sebagainya.
Bagi Saya, Ibu Kartini itu hebat. Tidak
hanya untuk kaumnya yaitu perempuan, tetapi seluruh bangsa. Berikut ini adalah
refleksi Saya tentang nilai hari Kartini di tengah Covid 19.
Ibu Kartini sebagai tokoh emansipasi mengajak perempuan untuk tangguh
Dulu kala,
perempuan (hanya) mendapat tempat di belakang. Berkutat di sumur, dapur dan
kasur (betul, ya? CMIIW). Sekarang, Alhamdulillah perempuan memiliki tempat
yang setara dengan kaum lelaki. Saat ini kita perempuan dapat memilih mau
sekolah apa, sampai jenjang apa dan bekerja dimana. Sama dengan nilai perempuan
di agama Islam, bahwa perempuan sejatinya memiliki tempat yang mulia. Rasulullah
mengucapkan Ibu di tiga urutan orang yang harus dihormati sebelum selanjutnya
ayahmu. Ibumu, ibumu, ibumu baru kemudian ayahmu.
Namun, beda jaman beda tantangan.
Saat ini,perempuan harus menjadi Kartini kekinian. Tidak hanya mampu memilih
peran apa yang akan dilakukan, tetapi mampu melakukannya dengan kesungguhan. Tangguh
sebagai penjaga bangsa.
Ibu Kartini
mengajarkan emansipasi. Maknanya tentu tidak harus membuat kita lupa atas
kodrat dan tanggung jawab kita. Sebagai anak, ibu dan istri. Jikalau kita
memilih berperan publik, kita tidak boleh melupakan tanggung jawab domestik,
khususnya dalam pengasuhan anak. Tanggung jawab ini setara baik perempuan
sebagai ibu dan lelaki sebagai ayah.
Di Tengah Pandemi Covid 19: Ibu adalah Penyemangat Keluarga
Di tengah
pandemi Corona, perempuan berperan sangat penting. Tinggal di rumah, menjaga
keamanan anak, memastikan kebutuhan gizi terpenuhi dengan baik, menciptakan
suasana rumah yang nyaman dan tetap optimis dalam berkarya. Kenapa perempuan?
Apakah lelaki tidak punya tanggung jawab di masa. Tentunya sama dong, namun
memiliki tugas yang berbeda. Tapi karena ini adalah ulasan hari Kartini, sudut
pandangnya lebih mengarah ke perempuan. Semoga nanti di hari Ayah, Saya bisa
menuliskan untuk kaum lelaki, ya. Biar seimbang. InsyaAllah.
Berada di rumah di masa pandemi
ini akan memberikan tantangan baru untuk ibu. Corona membuat
orang untuk diam, berhenti dari keriuhan aktivitas yang selama ini dilakukan.
Berhenti bekerja, berhenti berangkat ke sekolah, berhenti berdebat, berhenti
berdekatan, berhenti main bersama sambil bergunjing, bahkan berhenti ke tempat
ibadah dan pulang ke rumah. Semua anggota keluarga diminta untuk berkumpul di
rumah, menikmati masakan rumah, menjaga kebersihan, meningkatkan komunikasi
dengan Allah swt dan refleksi mendalam. Semua itu demi fokus pada diri sendiri
di tengah ketidakpastian yang ada. Tetap tenang dan waspada meskipun kebutuhan
dan tantangan selalu ada.
Bagi Ibu, tugas
tidak akan berubah dan cenderung bertambah, karena anak-anak juga ikut di rumah(kan)
dengan bersekolah di rumah. Kita bertugas memastikan mereka dapat mengikuti target
pembelajarannya. Belum lagi beragam masalah yang mengikuti seperti langka dan
melejitnya harga kebutuhan sehari-hari, pemasukan yang menurun, konflik yang
semakin kelihatan ketika terus berada di rumah. Ibu tidak hanya dituntut selalu
strong setiap saat, tetapi Ibu lah pelopor kebiasaan hidup bersih dan sehat di
rumah. Jika sekali saja ibu lengah, anak-anaknya akan ikutan santai dan ambyar
sudah kesepakatan sehat yang sudah dibuat di awal. Untuk itu, Ibu harus mampu
berdamai dengan dirinya untuk menjadi bahagia atas apapun yang terjadi. Saya
mengulas beberapa hal yang bisa dilakukan disini.
Sebagai penutup, Saya setuju
dengan tajuk pagi ini yang diteruskan melalui media sosial di salah satu group
saya.
Tertulis: Perempuan kini tidak hanya harus mampu berperan terbaik di rumah, tetapi harus mampu berperan hebat di apapun peran yang dimilikinya.
Di tengah kondisi yang tidak
menentu, dengan begitu banyak kesedihan dan kebingungan, Ibu adalah penyemangat
keluarga. Selamat hari Kartini, semoga kita diberikan kesehatan dan
ketangguhan di saat-saat sekarang dan di masa yang akan datang.
Belum ada Komentar untuk "Refleksi Hari Kartini di tengah Pandemi Covid 19: Ibu adalah Penyemangat Keluarga"
Posting Komentar