Mengenal Nasi Gandul Kuliner Khas Pati yang Rasanya “Ngangenin”
“Hi, Yul. Apa kabar? Tahu gak, aku sedang di Pati.”
Ani
sahabatku yang sudah lama tidak berkabar tiba-tiba datang menyapa melalui pesan
whatsapp siang ini.
“Hi,
Ani. Kabarku baik. Masya Allah apa kabarmu? Sudah lama gak kontakan kita. Bener
nih di Pati? Bukannya sekarang tinggal di Samarinda?” Jawabku
“Hehe,
iya sih. Bercanda. Aku lagi surprise, karena ketemu nasi gandul disini. Jadi
kangen balik kampung.”
Kalimat
penutupnya membuatku tertegun. Ternyata bentuk kerinduan dengan kampung halaman
bisa terbayar dari menikmati makanan tradisional.
Mengenal Nasi Gandul Kuliner Khas Pati
Nasi gandul
adalah salah satu kuliner Indonesia khas kota Pati, Jawa Tengah. Seperti
makanan khas dari daerah lain, nasi gandul sering disajikan di acara-acara
keluarga besar, dijual oleh warung-warung makan khusus nasi gandul hingga hotel
dan restauran. Rasanya yang pas dengan
lidah Indonesia dan berbeda rasa dengan jenis olahan daging dari daerah lainnya
membuatnya mudah dikenali sebagai pengingat kota Pati.
Dalam
bahasa jawa nasi gandul kerap disebut sego gandul yang berarti nasi yang
menggantung. Istilah ini muncul konon dulunya nasi gandul dijual oleh penjual
keliling yang membawa bakul besar sebagai wadah nasi gandul. Selain itu
penyajiannya yang khas dengan kuah banjir/ banyak dibanding porsi nasi membuat seolah-olah posisi nasi
menggantung di piring saji.
Cita Rasa Khas Nasi Gandul
Kuah
nasi gandul sekilas memang seperti rawon yang berwarna coklat tua. Namun
rasanya berbeda dengan citarasa khas manis dan gurih. Bagi penyuka pedas
tinggal menambahkan sambal yang disajikan terpisah. Begitu juga kecap manis
turut pula disediakan bagi penyuka manis.
Bahan
utama untuk membuat nasi gandul tentu saja daging sapi yang diolah dengan bumbu dan
rempah alami Indonesia seperti lengkuas, daun salam, serai, gula jawa, santan
kelapa, bawang merah, bawang putih, kemiri kencur, ketumbar, merica dan jintan. Selain itu, warna gelap dari kuah gandul berasa dari kluwak.
Penyajian Nasi Gandul
Ciri khas dari
penyajian nasi gandul yaitu mengunakan daun pisang yang diletakkan di atas
piring sebagai tempat saji. Penggunaan daun pisang ini tetap dipertahankan
meskipun alas piringnya berubah-ubah. Di tempat acara keluarga pernah piring
kaca diganti dengan piring rotan atau plastik. Sedangkan di hotel biasanya
lebih eksklusif. Yang dipertahankan yaitu aroma khas yang berasal dari daun pisang.
Selain
nasi dengan kuah yang banyak, daging disajikan dengan ukuran kecil dengan cara
digunting/ dipotong terlebih dahulu. Biasanya di warung nasi gandul, pembeli
diminta memilih jenis daging yang akan dimakan. Pilihannya ada bermacam jenis daging
maupun jeroan mulai dari lidah, babat, paru, kulit, babat dan lain-lain. Selain
itu lauk khas yang pasti tersedia yaitu tempe bumbu bawang yang digoreng hingga
garing.
1 Komentar untuk "Mengenal Nasi Gandul Kuliner Khas Pati yang Rasanya “Ngangenin”"
Mmg bener ngangenin mbak...palagi bojoku dari Pati,so pasti bikin jadi tujuan wajib klo ke Pati. Biasanya ke nasi gandul Kasmaran atau pak Melet.
Posting Komentar