Mengelola Keuangan Keluarga di Masa Krisis
5 Hal Penting yang Harus Diperhatikan
Krisis adalah situasi sulit yang
dihadapi oleh individu maupun komunitas yang mengharuskan untuk segera
melakukan sesuatu untuk mengatasinya. Situasi krisis mengancam ‘kenormalan’ dan
terkadang keselamatan. Pandemi Coronavirus yang yang saat kita hadapi adalah
kondisi krisis yang tidak hanya mengancam kesehatan namun juga keuangan baik
dilevel dunia-negara secara umum maupun level keluarga secara khusus.
Keadaan pandemi yang telah
berlangsung lama tanpa kejelasan kapan berakhir mau tidak mau menghantam
stabilitas sektor keuangan. Beragam upaya telah dilakukan sebagai upaya
penyelamatan yang dilakukan dalam baik bidang kesehatan maupun keuangan. Situasi
kian mengkhawatirkan dengan adanya resesi ekonomi yang saat ini sudah
membayangi berbagai negara di dunia termasuk Indonesia di dalamnya.
Di level keluarga, tentunya ini
menjadi ancaman nyata yang mempertanyakan bagaimana cara mengatur duit di masing-masing keluarga. Apakah sudah bijak kita mengalokasikan beragam
kebutuhan, bagaimana perhitungan pemasukan dan pengeluaran yang kita miliki dan
apakah ada defisit yang mengancam keseimbangan keuangan kita.
Ya benar, ini adalah sesuatu yang
pelik yang tentunya sedang dihadapi oleh
banyak orang. Lalu, apa yang seharusnya
kita lakukan saat ini? Tulisan ini menguraikan lima hal yang harus kita
perhatikan dalam mengelola keluangan di masa sulit.
Pertama: Adaptasi secara Lebih Cepat Lebih Baik
Manusia adalah makhluk yang
tangguh. Ancaman resesi yang membayangi pandemi harus kita jadikan sebagai
tantangan untuk segera beradaptasi. Yang pertama tentunya persiapkan mental
agar kita mampu bertahan di tengah resesi. Kenapa lebih cepat lebih baik?
Karena situasi krisis mengharuskan kita melakukan sesuatu agar segera
menanganinya. Tidak cukup dengan pasrah dengan keadaan namun segeta melakukans sesuatu
untuk menangani masalah ini.
Kedua: Evaluasi Ulang Manajemen Keuangan Keluarga
Berkurangnya pemasukan dikala
kebutuhan tetap ada atau cenderung meningkat memaksa kita berhitung ulang.
Apakah sudah benar pengalokasian kebutuhan yang kita lakukan saat ini, atau ada
yang perlu diperbaiki. Krisis kesehatan mewajibkan kita berpikir ulang apakah
kita sempat lupa memasukkan anggaran kesehatan dalam pengaturan keuangan keluarga.
Ini adalah salah satu langkah yang dilakukan dalam evaluasi keuangan. Kita
perlu menyadari jika memang selama ini ada kesalahan, maka memperbaiki jalan
keluar dari masalah tersebut.
Ketiga: Terapkan Manajemen Keuangan di Masa Bencana
Pandemi adalah bencana. Di saat
bencana, prioritas utama adalah keselamatan . Keluarga perlu menindaklanjuti
himbauan pemerintah untuk memprioritaskan keselamatan/ kesehatan dan
selanjutnya aspek keuangan. Di aspek keselamatan, kita perlu mengatur ulang
proporsi alokasi belanja keluarga yang menunjang kesehatan baik untuk belanja
barang konsumsi sehari-hari maupun untuk kebutuhan olahraga atau sanitasi di
rumah.
Jika Li Ka-Shing menyarankan
mengatur keuangan keluarga berdasarkan 5 area kebutuhan yaitu biaya hidup
(30%), bersosialisasi (20%), mengembangkan diri (15%), liburan (15%) dan investasi
(25%) berdasarkan finansialku.com maka rumus ini harus kita kesampingkan dalam
situasi bencana.
Menerapkan manajemen keuangan di
msa bencana dilakukan dengan memprioritas keselamatan. Kebutuhan liburan,
sosialisasi dan pengembangan diri mungkin bisa ditunda untuk diganti kebutuhan
mendesak. Sebuah sumber menyarankan kita bahkan bisa mengatur hingga 60% untuk anggaran
kebutuhan sehari-hari.
Sumber: ig@jooara.id
Keempat: Prioritaskan Kebutuhan Kesehatan
Upaya memprioritaskan kesehatan
dari segi keuangan dapat dilihat dari 2 sisi yaitu pencegahan dan pengobatan.
Pencegahan dilakukan dengan melakukan perilaku hidup sehat dimana dalam
keuangan tercakup dalam anggaran 60% seperti poin (3) di atas. Untuk pengobatan
yang berdoa dengan sangat semoga tidak kita gunakan perlu kita pertimbangkan
pemilikan protensi kesehatan dalam bentuk asuransi.
Salah satu asuransi kesehatan
paling dasar yang dapat kita manfaatkan yaitu BPJS yang dikelola oleh
pemerintah. Jika ada dana lebih, kita dapat membeli asuransi swasta yang
tentunya akan lebih mendukung kita.
Kelima: Siapkan Dana Darurat
Ini adalah poin penting yang
seharusnya diingat oleh keluarga. Dana darurat bisa mulai kita prioritaskan
untuk dimiliki dengan cara mengatur pengeluaran yang tidak perlu dan
menabungnya dalam bentuk tabungan yang mudah kita cairkan saat kita butuhkan
segera.
Aamiin Ya Robbal ‘Alamin
Belum ada Komentar untuk "Mengelola Keuangan Keluarga di Masa Krisis"
Posting Komentar