Haruskah Kangen Piknik?
Curahan Hati Piknik Masa Pandemi
Langit di kota ini kebiruan
cerah, seolah sedang bersenang hati berkat berkurangnya asap kendaraan bermotor.
Tidak seperti berbulan lalu ketika berpuluh sepeda motor berjejalan di jalanan
kota. Ya, kota Lumpia ini memang memberikan penawaran liburan yang
menyenangkan. Tidak hanya hidangan khasnya seperti lumpia maupun tahu gimbal
namun liburan khas Wisata Semarang telah membuat para pelancong berdatangan.
Berombongan mereka mengunjungi destinasi unik Lawang Sewu dengan beragam kisah
mistiknya, mengunjungi Sham Po Kong dan yang lainnya.
Keriuhan dan kenormalan itu
membuatku bahagia. Riuh dengan banyaknya pilihan liburan dan normal karena
dapat dijangkau kapan saja aku bisa. Pindah ke kota ini beberapa saat yang lalu
tidak membuatku berhenti untuk bersyukur. Aku terlampau bahagia meskipun hanya
olahraga ringan di taman kota. Menikmati udara yang lebih segar dibanding kota
metropolitan Jakarta. Hingga beragam rencana wisata keluarga telah kususun untuk
mengunjungi satu persatu destinasi di penjuru kota. Namun, beragam rencana
nyatanya melahirkan kecemasan ketika dihadapkan dengan keadaan sekarang.
Piknik seperti sebuah kesempatan
langka yang sulit diwujudkan meskipun hanya sekadar mengunjungi mall. Tentu
saja kami tidak ingin bertaruh dengan resiko kesehatan di masa pandemi ini
hanya demi berswafoto dan menikmati kulineran tempat baru. Suka tidak suka ini
harus diterima. Hingga entah kapan keadaan ini akan berlangsung.
Manusia adalah makhluk yang
cerdik. Di tengah kekangenan piknik yang begitu memuncak, ada saja solusi
cerdas yang dilakukan demi menuntaskan hasrat ini. Seperti hanya muncul kuliah
online, seminar online ataupun seminar online, sekarang pun muncul resolusi
travelling online. Kamu bisa saja menghadiri undangan naik Gunung Slamet secara
virtual. Cukup sediakan kain hangat, camilan lezat dan jangan lupa jaringan
internet yang cukup selama durasi tour.
Kou bisa membayangkan dedaunan hijau yang memenuhi layar laptopmu. Membayangkan
gerombolan awan yang sedang bergerak dan bertabrakan di negeri atas awan,
melihat lorong-lorong jalanan di kota tua yang disajikan di malam hari. Kamera
berjalan pelan agar tidak pecah ketika diterima audience dan beragam resolusi lainnya. Meskipun dari kejauhan kami
menyaksikan, namun rasanya sedikit terhibur dan tidak terlalu merasa kesepian.
Kami akan mengucapkan terimakasih kepada tim yang merancang acara dengan
memberikan like dan subscribe di kanal mereka.
Saat keinginan “stay cation” di penginapan memuncah
tanpa kendali, tetap saja orang memilih ke tempat penginapan yang sepi di
pinggir kota dan dilaksanakan di hari kerja. Kenapa? Tentu saja supaya tidak
terlalu banyak bertemu dengan pengunjung lainnya. Tidak lupa membawa sarung
bantal dan spray sendiri dan ketika
masuk semua di-strerilin dengan
desinfektan semprot.
Atau jika ingin menikmati “kesejatian
jiwa” program di rumah saja, ya piknik dilakukan di atas peraduan dengan streaming 2 hari 2 malam tayangan drama
korea yang akan membiusmu dari episode awal hingga akhir. Tidak cukup disitu,
akan ada deretan film terbaru baik dorama Jepang maupun Barat yang akan membuat
badanmu semakin lengket di kursi sofa maupun tempat tidur.
Lalu pilihan ada di tangan kita, apakah semata-mata memuaskan “kangen piknik” atau menyesuaikan diri dengan lebih baik. Anggap saja pandemi ini adalah “long vacation” yang bisa membuat kita mewujudkan rencana liburan dengan cara yang berbeda. Di rumah saja, lebih sehat dan bahagia. Sambil tetap mengingat kewajiban kita untuk ingat, ini adalah cara Tuhan mengingatkan hambanya untuk selalu mengutamakan Dia diatas segalanya.
So why should miss the “picnic” if you do have long vacation already? Isn’t It a break time to be closer to God?
Wallahu a’lam Bishawab.
Allah Swt-lah yang Maha Tahu
segala sesuatu daripada manusia.
Belum ada Komentar untuk "Haruskah Kangen Piknik?"
Posting Komentar