Mengenal Kekerasan Berbasis Gender dalam Wajah Bencana
Bencana menjadi tantangan global pada
dua puluh tahun terakhir. Beragam sumber terpercaya
menunjukkan jumlah kejadian dan dampak bencana secara signifikan mengalami
peningkatan. Di tahun ini
(2020) sendiri, dunia terasa berhenti karena Covid-19. Pandemi ini seakan
menjadi bencana penting dan paling mengejutkan yang terjadi di abad ini.
Angka statistik mengenai jumlah
kejadian, banyaknya korban serta dampak yang ditimbulkan terus meningkat. Sayangnya, bencana tidak hanya
berdampak pada aspek fisik namun juga aspek psikologis yang kemudian melahirkan
bencana yang baru.
Kementerian Sosial (Kemensos) mengakui
kasus terkait anak dan kekerasan anak, melonjak saat masa pandemi Covid-19
Contoh diatas adalah salah satu fenomena kekerasan berbasis gender dalam bencana. Sungguh ini menjadi fenomena gunung es, karena data yang terungkap tentu saja tidak cukup mewakili fakta yang ada. Sebut saja berbagai kasus kekerasan dalam rumah tangga, pemerkosaan, pernikahan dini dan sebagainya yang belum tentu semua “berani” mengungkapkan.
Diantara kesedihan
itu, marilah kita bersama-sama bertindak. Berani berteriak, menolak dan memutus
rantai penderitaan dengan mencegah dan melakukan sesuatu dari kekerasan
berbasis gender ini. Namun, untuk “aksi” kita perlu memulainya dengan memahami
terlebih dahulu apakah kekerasan berbasis gender di bencana.
Apakah Kekerasan Berbasis Gender/ Gender Based Violence?
Jika mendengar peristiwa pemerkosaan,
mungkin kita akan otomatis setuju bahwa ini adalah salah satu bentuk kekerasan
bahkan kejahatan. Tapi jika ini merupakan salah satu bentuk kekerasan berbasis
gender, mungkin ada beberapa orang yang belum familiar dengannya. Hal ini
adalah normal, karena konsep ini memang baru berkembang seiring dengan
meningkatnya pemahaman kita tentang gender. Untuk memahami kekerasan berbasis
gender (selanjutnya disingkat dengan GBV_Gender Based Violence), ada beberapa
konsep inti yang terkait misalnya saja sex dan gender, hak asasi manusia,
kekuatan, kekerasan, membahayakan dan persetujuan.
Untuk
memudahkan kita memahaminya, kita dapat memahami dari peristiwa yang terkait
dengan kekerasan berbasis gender.
Kenapa Kekerasan Berbasis Gender Terjadi?
Konsep inti yang dapat menjelaskan terjadinya GBV yaitu kekuasaan. Kekuasaan adalah kemampuan untuk mengontrol dan mengakses sumber daya, peluang, hak istimewa dan proses pengambilan keputusan.
Kekuasaan ini terkait dengan beberapa factor dari mulai usia, gender, dan
lain-lain. Penyalahgunaan kekuasaan menyebabkan kekerasan dapat terjadi yang
dapat membahayakan orang lain.
Mengenal Kekerasan Berbasis Gender dalan
Wajah Bencana
Fenomena kekerasan
berbasis gender meningkat dalam situasi bencana, yang diakibatkan oleh
kerentanan yang ada akibat dampak bencana dan penyalahgunaan kekuasaan selama
bencana terjadi. Beragam fakta menunjukkan bahwa perempuan dan anak adalah
kelompok yang rentan dalam bencana. Dibandingkan kelompok lain, wanita dan
anak-anak 14x memiliki kemungkinan meninggal akibat bencana.
Fenomena
kekerasan berbasis gender di bencana menyeruak sejalan dengan semakin seringnya
kejadian bencana terjadi. Di tahun 2015 IFRC melakukan studi tentang fenomena
ini. Hasilnya luar biasa. Kita bias membacanya di beragam literature terpercaya
tentang bagaimana kekerasan berbasis gender ini benar-benar terjadi di bencana.
Bahkan biasanya dilakukan oleh orang-orang terdekat yang seharusnya
melindunginya.
Lalu, apa yang dapat kita lakukan?
"Kita wajib
meyakini bahwa sejatinya kekerasan dapat dicegah. Dan setiap orang memiliki
tanggung jawab penting untuk mencegah dan menanggapi tindak kekerasan."
Pendekatan Berpusat pada Penyintas dalam
Respon GBV di Bencana
Ketika datang padamu, seseorang yang mengungkapkan insiden kekerasan yang dialami dan membutuhkan dukungan lebih lanjut, kita harus melakukan pendekatan berpusat pada penyintas untuk menjamin keselamatan dan martabatnya.
Penutup
Bencana adalah kejadian yang tak terduga dan berdampak luas dalam hidup manusia. Setiap orang memiliki kebutuhan atau kerentanan yang berbeda selama bencana. Termasuk juga kemampuan yang berbeda dalam mengatasi masalah. Bencana cenderung memperburuk kerentanan yang sudah ada dan terkadang menimbulkan diskriminasi yang mengarah pada kekerasan berbasis gender. Setiap orang bertanggungjawab untuk menolak dan menolong dalam keadaan tersebut. Langkah awal untuk melakukannya yaitu memahami apa itu kekerasan berbasis gender dalam bencana sehingga kita bisa menghindari untuk membuat atau memperburuk resiko kekerasan berbasis gender.
5 Komentar untuk "Mengenal Kekerasan Berbasis Gender dalam Wajah Bencana"
MasyaAllah sangat bermanfaat sekali ��
Semoga kekerasan dengan dalih apapun apalagi dengan adanya berbasis gender semoga bisa memudar dan bahkan hilang dari muka bumi ini aamiin
memang perlu ketegasan dari berbagai pihak dalam menyikapi hal ini,kadang kita lemah jika berkaitan dengan kekerasan yang terjadi dalam keluarga,meski ada hukum yang berlaku namun jika kita egois mempertahankan nama baik keluarga maka kekerasan demi kekerasan alan mudah terjadi dalam lingkup keluarga
Semoga kekerasan dengan dalih apapun apalagi berbasis gender memudar bahkan ilang dari muka bumi🥺
Sangat menarik sekali Bu dan ilmu ini sangat bermanfaa di masa² sekarang harus membutuhkan edukasi tentang kekerasan berbasis gender dalam wajah bencana
Posting Komentar